Gambar Sampul Bahasa Indonesia · d_Bab 4 Teknologi Informasi
Bahasa Indonesia · d_Bab 4 Teknologi Informasi
GunawanBudiSantoso

24/08/2021 13:00:12

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

43

IV

Teknologi Informasi

Perhatikan gambar berikut ini!

Sumber:

Tempo

, 18 Februari 2007

Perkembangan teknologi yang pesat membuat informasi di media elektronik

cepat tersebar di kalangan masyarakat. Namun, tidak semua informasi dapat

dinikmati oleh semua kalangan. Kecanggihan teknologi, informasi dapat

disensor dengan alat sensor.

44

Pelajaran IV Teknologi Informasi

Menganalisis Pementasan Drama

Anda akan menganalisis pementasan drama.

Drama adalah karya sastra yang dinikmati dengan cara dipentaskan.

Pernahkah Anda menonton pementasan drama? Di mana Anda melihatnya?

A.

Tontonlah pementasan drama. Lakukan pengamatan tentang hal-hal berikut.

1.

Karakter para pemain

3.

Tata panggung

2.

Tata rias para pemain

4.

Tata bunyi atau ilustrasi musik

Jika kesulitan, Anda dapat menonton pementasan satu adegan sinetron dari

televisi.

Unsur-Unsur Pementasan Drama

Dalam pementasan drama terdapat unsur-unsur drama yang

mendukung pementasan. Saat menonton pementasan drama Anda dapat

menilai hal-hal yang terkait dengan pementasan drama. Hal-hal yang

terkait dengan pementasan drama sebagai berikut.

1.

Tata Rias

Tata rias dapat memberikan bantuan kepada pemain untuk membuat

perubahan pada wajah pemain sesuai dengan karakter yang akan

diperankan. Misalnya, mengubah pemain yang masih muda menjadi

nenek tua.

2.

Pakaian atau Kostum

Pakaian atau kostum dapat mendukung pemain untuk memerankan

karakter yang diperankan. Misalnya, pemain menggunakan baju kotor

dan compang-camping untuk memerankan tokoh pengemis.

3.

Tata Panggung

Tata panggung menggambarkan latar cerita drama. Misalnya, di

panggung terdapat lampu minyak dan beberapa kursi tamu berarti

cerita drama yang dipentaskan mempunyai latar tempat di ruang tamu

pada saat malam hari.

4.

Tata Bunyi

Tata bunyi akan membantu menggambarkan situasi yang terjadi dalam

pementasan drama. Misalnya, saat pementasan terdengar suara

jangkrik berarti suasana saat pementasan drama sedang sunyi

sehingga hanya suara jangkrik yang terdengar.

Selain hal-hal yang terkait dengan pementasan drama, Anda dapat menilai

hal-hal berikut.

1.

Penjiwaan pemain dalam memerankan karakter yang dimainkan.

2.

Ekspresi yang digunakan pemain.

3.

Gerak-gerik pemain.

4.

Lafal yang digunakan pemain.

5.

Intonasi yang digunakan pemain.

6.

Volume suara yang digunakan pemain.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

45

Dengarkan drama berikut ini!

6 Teks Mendengarkan (halaman 177–178)

B.

Bentuklah kelompok yang terdiri atas tiga siswa. Pentaskan drama ”Kehidupan

Galilei”. Sebelum mementaskan drama, lakukan hal-hal berikut!

1.

Bagilah peran sebagai Gal, And, dan Sar!

2.

Berlatihlah drama sesuai peran!

3.

Persiapkan perlengkapan yang berkaitan dengan pementasan drama!

4.

Pentaskan drama bersama kelompok Anda!

C.

Nilailah pementasan drama kelompok teman Anda. Diskusikan dengan kelompok

Anda berdasarkan hal-hal berikut!

1.

Gerak para tokoh (mimik, pantomimik, dan gerak tubuh yang lain) dan

blocking

(posisi aktor di atas pentas).

2.

Tata busana yang dipakai para tokoh cerita.

3.

Tata rias para tokoh cerita.

4.

Tata panggung yang menggambarkan peristiwa.

5.

Tata bunyi (efek dan musik).

D.

Diskusikan dengan teman satu kelas untuk memilih tiga kelompok yang

mementaskan drama dengan baik berdasarkan penilaian yang telah dilakukan!

Jangan berkecil hati jika kelompok Anda tidak termasuk dalam tiga kelompok terbaik.

Anda dapat membaca artikel di surat kabar atau majalah. Artikel tersebut

berisi informasi atau pengetahuan yang sangat berarti bagi pembaca. Mengingat

artikel termasuk karangan bebas, artikel bisa mengangkat berbagai macam tema.

Ada artikel yang menyangkut masalah sosial dan kemanusiaan, budaya,

ekonomi, politik, atau teknologi. Pada pelajaran ini Anda akan menjelaskan isi

artikel yang telah Anda baca.

A.

Bacalah artikel berikut ini!

Menjelaskan Isi Artikel

Anda akan mendata pokok-pokok isi artikel, menyampaikan secara lisan

isi artikel, dan mengemukakan hal-hal yang menarik dalam artikel.

Seorang pemerhati siaran televisi membuat

penyensor tayangan. Kendali siaran kini ada di

rumah.

”Ayah kalau mati jadi setan.”

Ucapan itu keluar dari mulut anak berusia

hampir empat tahun. Ini bukan kutuk-serapah.

Nadanya terdengar dia tahu segalanya. Setelah

diselidiki, si kecil mendapat ”ilmu pengetahuan” itu

dari televisi.

Kisah semacam ini tidak asing bagi Budi Adjie,

Ketua Komunitas Peduli Tayangan Televisi

(Kompetisi). Oleh karena itulah, Budi memutuskan

Alat Swasensor dari Bekasi

46

Pelajaran IV Teknologi Informasi

melahirkan alat penyensor tayangan televisi. ”Ibarat

dalam perang, alat ini antirudal,” kata lulusan Teknik

Elektro Institut Teknologi Bandung angkatan 1980

itu mengenai barang buatannya. Antirudal?

Demikianlah Budi memisalkan ciptaannya

yang diberi nama Senta TV–kependekan dari

sensor tayangan TV. Ini bukan tanpa sebab. Bagi

Budi, tayangan televisi yang mengandung unsur

kekerasan, pelecehan, hingga mistik berbalut

agama mirip sekali dengan rudal.

Tayangan itu mengunjungi setiap rumah, mem-

pengaruhi otak seluruh keluarga tanpa pandang

bulu. Acara televisi itu datang dengan leluasa, tanpa

halangan, sungguhpun tidak diinginkan. ”Alat ini

menghadang tayangan yang tidak tepat itu.

Caranya dengan menangkis dan merusak sinyal

televisi yang datang.

Ibarat antirudal, Senta menembak sinyal yang

datang sampai rusak, hingga tidak dapat dipakai

pesawat televisi. Masih akan ada sisa-sisa sinyal

yang muncul di layar, tetapi tidak bisa ditonton.

Budi mengutak-atik sensor televisinya selama

tiga setengah tahun, sejak pertengahan 2003. Tentu

saja dia tidak memiliki laboratorium mewah, tetapi

di bengkel kerja berukuran 2x3 meter di samping

rumahnya di Bekasi, Jawa Barat.

Kini ia sudah mengantongi hak paten untuk

Senta TV, selain paten untuk mekanisme pe-

nyensorannya. Toh ia belum puas. Ia mengatakan,

alat seukuran telepon meja itu masih bisa dibuat

lebih kecil lagi. ”Jika diproduksi massal, kelak

ukurannya menyusut separuhnya,” katanya.

Bahkan, jika ada produsen televisi yang berminat

bekerja sama, alat ini akan dirakit langsung dalam

pesawat televisi dan dioperasikan melalui

remote

control

.

Gagasan mencipta Senta TV memercik saat

di televisi ramai polemik goyang

ngebor

penyanyi

dangdut Inul Daratista. Kelompok pendukung dan

penentang Inul sama-sama berunjuk rasa. Bagi

Budi, cara itu tidak sesuai. Ia memilih merespons

dengan cara lain. ”Saya punya keahlian. Ini yang

bisa saya sumbangkan,” ujar pendiri kompetisi ini.

Senta TV terdiri atas empat komponen:

perusak sinyal, penyimpan data, aktivator, dan layar

penunjuk operasi (

lihat infografik

). Komponen

utama pada alat ini, yakni perusak sinyal, diaktifkan

aktivator berdasarkan perintah yang tersimpan

pada perekam.

Mula-mula data tentang tayangan yang perlu

disensor dimasukkan ke perekam melalui

seperangkat tombol di bagian atas alat ini. Untuk

memudahkan penyimpanan data itu, alat ini bisa

dihubungkan dengan komputer melalui sambungan

kabel sembilan

port

. Data tersebut berisi saluran

televisi, jam, dan hari tayang (untuk sensor

mingguan) dan tanggal tayang untuk sensor acara

non-reguler. ”Pemilik Senta TV bisa mengatur sendiri

data sensor itu,” kata Budi.

Alat penyensor ini mampu menghancurkan

40 kanal siaran televisi dalam waktu bersamaan

selama 24 jam. Karena ukurannya kecil dan

terhubung ke televisi dengan kabel, alat ini juga bisa

disembunyikan dari anak-anak sehingga mereka

merasa tidak ada campur tangan orang tua pada

”gangguan” di televisi.

Budi yakin, para pengelola televisi dan rumah

produksi film atau sinetron akan berpikir lebih

panjang untuk menyiarkan atau membuat acara jika

alat ini sudah dimiliki setiap rumah. ”Mereka akan

meminta badan sensor untuk menilai apakah acara

yang akan digarap layak ditayangkan,” kata Budi.

Badan sensor yang dimaksud Budi bukan

semata Lembaga Sensor Nasional milik pemerintah.

Kelak Senta TV akan mendorong lahirnya agen

sensor swasta, baik perorangan yang kompeten

maupun organisasi masyarakat–seperti Majelis

Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdlatul

Ulama–maupun media massa. Badan sensor inilah

yang akan menjadi pemasok data sensor untuk

direkomendasikan kepada masyarakat.

Ia mengatakan, orang atau lembaga yang

punya perhatian mendalam terhadap tayangan

televisi memberikan penilaian dalam bentuk data

sensor. Data dari berbagai versi itu, misalnya versi

MUI atau NU, nantinya akan disebarluaskan oleh

distributor untuk dimasukkan ke Senta TV sesuai

dengan pilihan pemilik.

Memasukkan data sensor ke Senta TV yang

terdiri atas rincian acara untuk belasan bahkan

puluhan kanal tentu sangat merepotkan. Data

tersebut bisa diunduh melalui internet atau telepon.

Waktu pengunduhan, kata Budi, diperkirakan

berlangsung dua hingga tiga menit. Nah, pemilik

akan dikenai tarif pulsa premium Rp2.000 hingga

Rp3.000 per menit. Bayangkan jika ada satu juta

pemilik Senta TV, miliaran rupiah bisa terkumpul

setiap pekan. Sebagian dana ini akan digunakan

untuk membayar orang-orang yang mengamati dan

membuat rekomendasi sensor itu.

Budi percaya, jika ada uang mengalir, sistem

itu akan hidup. Akan tetapi, harapan itu baru bisa

terwujud jika Senta TV sudah diproduksi massal.

Di sinilah masalahnya.

Pernah ada tawaran untuk memproduksi Senta

secara massal. ”Ada pengusaha di Cina, Senta TV

akan diproduksi di sana, tetapi saya belum yakin,”

katanya.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

47

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi, Said Djauharsyah Jenie, menganjurkan

Budi menghubungi kalangan industri agar bisa

memproduksi alat itu. Budi sudah melakukan itu,

tetapi hingga saat ini belum ada investor yang

berminat.

Sambil menunggu, Budi terus menyempurna-

kan alat yang sudah menguras biaya hampir

Rp150 juta itu. ”Kalau nanti tidak ada yang

berminat, saya akan berusaha memproduksi

sendiri alat ini,” ujarnya. Apa boleh buat, kendali

untuk sementara masih di stasiun televisi. Jika

sukses, tampaknya alat swasensor ini akan lebih

efektif jika tidak dilembagakan dalam sebuah

kantor pemerintah.

Sumber:

Te m p o

, 18 Februari 2007

Membaca Intensif Paragraf Berpola Deduktif dan

Induktif

Anda akan membaca intensif paragraf berpola deduktif dan induktif.

Kemudian, menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama dan

kalimat penjelas, menentukan paragraf deduktif dan induktif, meng-

identifikasi ciri paragraf deduktif dan induktif, serta menjelaskan perbedaan

paragraf deduktif dan induktif. Anda juga akan menggunakan kata-kata

yang menggunakan bentuk terikat

adi-

,

antar-

, dan

pra-

.

Sebuah artikel atau bacaan terdiri atas beberapa paragraf. Ada berbagai

bentuk pola paragraf, yakni pola deduktif, induktif, maupun campuran. Pada

pelajaran ini Anda akan belajar tentang pola paragraf deduktif dan induktif.

A.

Bacalah paragraf berikut ini. Setelah itu, bandingkan letak gagasan utamanya.

Tunjukkan gagasan utama setiap paragraf!

1.

Wikipedia Indonesia mencatat rekor yang cukup membanggakan.

Berdiri pada tahun 2003, Wikipedia berbahasa Indonesia

(

http://id.wikipedia.org

) telah memuat sekitar 51 ribu artikel. Bandingkan

dengan Wikipedia Malaysia yang berdiri pada tahun 2001 dan baru

melahirkan 17 ribu artikel.

2.

Kemajuan teknologi komputer membawa dampak positif bagi

kehidupan manusia. Komputer dapat membantu manusia untuk

menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat. Misalnya, kita dapat

mengetik dengan cepat. Selain itu, kita dapat menghitung data dengan

cepat melalui komputer. Komputer juga dapat memberikan informasi

yang kita butuhkan dengan cepat. Informasi yang kita butuhkan dapat

dicari melalui internet. Dengan menggunakan komputer, kita dapat

menghemat waktu.

B.

Uraikan kedua paragraf pada latihan A dengan cara membuat diagramnya! Dengan

demikian, Anda akan tahu mana yang termasuk paragraf deduktif maupun induktif.

B.

Tentukan pokok-pokok isi bacaan ”Alat Swasensor dari Bekasi”!

C.

Sampaikan secara lisan isi artikel tersebut kepada teman sebangku Anda. Usahakan

secara bergantian. Perhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

D.

Kemukakan hal-hal menarik dalam artikel yang telah Anda baca. Sertai pula alasan

mengapa hal tersebut menarik menurut Anda!

48

Pelajaran IV Teknologi Informasi

C.

Berikut ini disajikan bacaan yang terdiri atas beberapa paragraf.

1.

Bacalah dengan cermat setiap paragraf dalam bacaan ”Ensiklopedia

Kepala Putik”!

2.

Tentukan jenis setiap paragraf! Anda dapat menentukan dengan cara

berikut.

a.

Membaca dengan teliti untuk mencari gagasan utama.

b.

Mencatat gagasan utama tiap-tiap paragraf.

3.

Tuliskan gagasan penjelas setiap paragraf!

Gagasan penjelas adalah kalimat-kalimat lain dalam suatu paragraf yang

bukan berupa gagasan.

4.

Tukarkan pekerjaan Anda dengan pekerjaan teman sebangku!

5.

Berikan pendapat beserta alasan hasil pekerjaan teman Anda dari unsur-

unsur berikut.

a.

Kebenaran dalam menentukan kalimat yang mengandung gagasan

pokok dan penjelas.

b.

Ketepatan dalam menentukan letak kalimat yang memuat gagasan

utama.

c.

Kebenaran dalam menentukan pola paragraf.

6.

Perbaikilah hasil pekerjaan Anda berdasarkan masukan teman Anda!

Ensiklopedia Kepala Putik

Malam belum lagi larut di Malintrat, Clermont

Ferrand, sebuah kota provinsi di wilayah Prancis

Tengah. Florence Nibart-Devouard tengah menunggui

anak-anaknya tidur dengan sabar. Begitu mereka

pulas, Flo bergegas membuka

laptop

. Inilah saatnya

ibu tiga anak itu bekerja, memimpin rekan-rekannya

di seluruh dunia secara maya.

Oktober 2006, Flo terpilih jadi pucuk pimpinan

Yayasan Wikimedia, badan nirlaba yang bermarkas

di Florida, Amerika Serikat. Dia mengelola situs

ensiklopedia

www.wikipedia.org

. Peran itu dia jalani

sambil menghirup kopi dan memandang taman

bunga.

Di komunitas maya, Flo, 38 tahun, populer

dengan sebutan

Anthere

, yang artinya kepala putik

bunga dalam bahasa Prancis. Dalam kehidupan

pribadinya, bunga menempati ruang penting. Dia biasa

mengurus kebun bunga. Flo adalah seorang sarjana

pertanian.

Si Kepala Putik mulai mengisi lembaran wikipedia

dengan mengedit artikel berbahasa Inggris bertema

modifikasi genetis organisme pada Februari 2002.

Sebagai sarjana pertanian, dia pernah mengenyam

pendidikan bidang genetika dan bioteknologi. Tema-

tema tulisannya mulai berkembang ke dalam masalah

ekologi, lingkungan, filsafat, politik, hingga perang Irak.

Dalam seminggu dia bisa menulis lebih dari 100 artikel

dalam bahasa Inggris dan Prancis. Sampai-sampai

ada yang berkomentar, Flo telah masuk kategori

wikipediholik

alias gila kerja.

Wikipedia membebaskan semua orang menulis.

Lembaga ini didirikan pada 15 Januari 2001 oleh

Jimmy Donal ”Jimbo” Wales, Howard G. ”Ward”

Cunningham, serta beberapa sukarelawan. Wikipedia

pun menjadi ensiklopedia maya terbesar di dunia.

Jumlah artikelnya tiga kali lipat dari

Britannica Online

.

Situs ini telah menyimpan enam juta artikel dalam

250 bahasa dan dikunjungi 100 juta orang setiap

bulan.

Situs ensiklopedia ini menggunakan program

Wiki yang memungkinkan setiap orang menulis dan

mengedit tulisan sendiri atau orang lain. Berasal dari

kata Hawaii

wiki wiki

yang artinya cepat. Cunningham

merancang perangkat lunak

WikiWikiWeb

dengan

bahasa Perl, salah satu bahasa program, sejak 1994.

Meski bebas, situs ini punya sistem khusus untuk

menapis data yang asal-asalan. Setiap perubahan

tercatat di 25

server

. Para administrator yang meng-

awasi seluruh perubahan di

server

. Naskah lama yang

Repro:

Tempo

, 25 Februari 2007

Nibart-Devouard (kiri) saat bertemu Jimmy Wales,

salah seorang pendiri Wikipedia, 2004

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

49

baru saja dikoreksi dengan mudah bisa ditampilkan

kembali oleh administrator hanya dengan satu kali

mengklik tombol.

Si Kepala Putik masuk jajaran pengawas bahan.

Pada Januari 2004, ia terpilih menjadi anggota komisi

mediasi. Komisi ini bertugas menengahi perdebatan

yang terjadi antara sesama pengguna Wikipedia. Dia

juga didaulat sebagai Wakil Ketua Yayasan Wikimedia

sejak Juni 2004. Waktu itu, Flo masih bekerja di

perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian.

Awal 2005, dia memutuskan untuk berhenti dari

perusahaan tersebut dan memilih ”mengabdi” pada

ruang maya. Pekerjaan baru ini bisa dilakukan di

rumah sambil mengurus keluarga. Dengan demikian,

Flo dapat mengikuti dari dekat perkembangan ketiga

anaknya, yaitu William (11 tahun), Anne-Gaëlle

(9 tahun), dan Thomas yang baru berumur setahun.

”Jauh lebih menyenangkan daripada menghabiskan

12 jam di kantor,” ujarnya.

Kini, setiap malam ia membuka

laptop

dan

chatting

bersama koleganya seperti Ketua Yayasan Wikimedia,

Jimmy Donal ”Jimbo” Wales (Amerika) serta anggota

direksi lainnya, umpamanya Michael Davis, Kat Walsh

Amerika, Erik Moller (Jerman), Oscar van Dillen, serta

Jan-Bart de Vreede (Belanda). Pertemuan sesama

pengurus Wikipedia dilakukan enam hingga delapan

minggu sekali di negara adikuasa atau Amerika dan di

negara Eropa yang ditunjuk.

Posisinya dalam yayasan membuat si Kepala Putik

kian jarang menulis artikel. Sebagai pengurus dia

mempunyai tugas-tugas baru, antara lain merancang

kebijakan penulisan dan editorial serta mengelola ke-

uangan. Flo kini memfokuskan perhatiannya pada

organisasi agar Wikipedia bisa terus diakses secara

gratis oleh segenap pengunjung situs. Caranya?

Dengan menggalang dana dari donatur sukarela.

Lembaga nirlaba tersebut kini memiliki total aset bersih

sebesar US$1.066.785 (sekitar Rp9,6 miliar) selama

2006–melejit jauh dari US$283.487 pada 2004.

Kondisi finansial itulah yang menjadi tema

kampanye Flo dalam merebut kursi ketua. Ia ingin

Wikipedia tetap berjalan sebagai ensiklopedia gratis

dan terpercaya. Ia juga membuka seluas-luasnya pe-

ngembangan di tingkat lokal. Dalam pertemuan di

Frankfurt 20–22 Oktober lalu, dia mempresentasikan

visinya. Ketua sebelumnya, Jumbo Wales pun

mendukung Flo dengan sepenuhnya. Jumbo lengser

dan menjadi Ketua Kehormatan Yayasan Wikimedia.

Berada di kursi puncak, Flo kini mendapat julukan

baru:

Madame Wikipedia

. Ia akan memandu dan

memegang kendali arah dan kebijakan situs ini hingga

Juli 2008 saat masa jabatannya berakhir. Tapi ”jabatan”

yang paling dicintainya adalah menjadi ibu. ”Punya anak

dan bisa memerhatikan perkembangan mereka adalah

hal yang jauh lebih menyenangkan,” katanya.

Sumber:

Te m p o

, 25 Februari 2007

Penggunaan Bentuk Terikat

adi-

,

antar-

, dan

pra-

Perhatikan kata yang dicetak tebal pada kalimat-kalimat berikut!

1.

Pertemuan sesama pengurus Wikipedia dilakukan enam hingga

delapan minggu sekali di negara

adikuasa

atau Amerika dan di negara

Eropa yang ditunjuk.

2.

Peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI didahului pertunjukan

kesenian

antardaerah

di Indonesia.

3.

Jangan mempunyai

prasangka

buruk terhadap seseorang sebelum ada

bukti yang kuat.

Kata

adikuasa

,

antardaerah

, dan

prasangka

pada kalimat 1, 2, dan 3 terdiri

atas kata dan bentuk terikat.

adikuasa

o

adi-

+ kuasa

antardaerah

o

antar-

+ daerah

prasangka

o

pra-

+ sangka

Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia

adi-

,

antar-

, dan

pra-

merupakan bentuk terikat. Baik

adi-

,

antar-

, maupun

pra-

melekat pada

kata-kata yang diikutinya. Fungsinya seperti prefiks atau awalan. Oleh

karena itu, ketiganya sering disebut sebagai prefiks atau awalan dari

bahasa asing.

50

Pelajaran IV Teknologi Informasi

1.

Bentuk terikat

adi-

Bentuk terikat

adi-

berasal dari bahasa Sanskerta yang berfungsi

sebagai pembentuk kata benda atau nomina. Arti yang ditimbulkan

oleh bentuk terikat

adi-

adalah

besar

,

kuat

,

agung

,

andalan

.

Contoh:

adi-

+ buah = adibuah

o

buah andalan

adi-

+ daya = adidaya

o

kuasa yang kuat

2.

Bentuk terikat

antar-

Bentuk terikat

antar-

berasal dari bahasa Inggris

inter-

yang berarti

sekitar atau hubungan, berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan

atau adverbia.

Contoh:

antar-

+ daerah = antardaerah

antar-

+ provinsi = antarprovinsi

3.

Bentuk terikat

pra-

Bentuk terikat

pra-

berasal dari bahasa Sanskerta yang berfungsi

sebagai pembentuk kata keterangan atau adverbia. Bentuk terikat

pra-

mempunyai arti

sebelum

.

Contoh:

pra-

+ panen = prapanen

pra-

+ sejarah = prasejarah

D.

Sempurnakan kata bercetak tebal dalam kalimat-kalimat berikut dengan bentuk

terikat

adi-

,

antar-

, atau

pra-

!

1.

Keluarga . . .

sejahtera

menjadi makmur berkat keberhasilan dalam

bertransmigrasi.

2.

Paman menggunakan kartu . . .

bayar

dalam telepon selularnya.

3.

Pada sidang kasus korupsi itu menganut azas . . .

duga

tak bersalah.

4.

Armada bus . . .

provinsi

ditambah mengingat pengguna jasa ini semakin

meningkat.

5.

Peragaan . . .

busana

malam itu diperagakan oleh peragawati senior

dari Jakarta.

E.

Buatlah tiga buah paragraf yang di dalamnya terdapat kata-kata yang didahului

adi-

,

antar-

, dan

pra-

!

Karya tulis disusun setelah mengadakan pengamatan atau penelitian.

Langkah-langkah apa sajakah yang harus Anda lakukan ketika menyusun karya

tulis? Sebelum menyusun karya tulis, Anda akan menentukan lebih dahulu topik

yang akan ditulis. Selanjutnya, Anda akan menyusun kerangka karangan. Selain

unsur-unsur karya tulis, sebuah karya tulis dilengkapi pula catatan kaki dan

daftar pustaka.

Melengkapi Karya Tulis dengan Catatan Kaki dan

Daftar Pustaka

Anda akan melengkapi karya tulis dengan catatan kaki dan daftar pustaka.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

51

Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan berfungsi untuk menegaskan isi uraian atau untuk

membuktikan apa yang diketengahkan. Penggunaan kutipan-kutipan

tersebut membuat suatu karya tulis menjadi lebih akurat dan dapat

dipercaya.

Kutipan

adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang

pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal atau mempunyai nama

besar, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah.

Kutipan yang akan disajikan dalam karya tulis dibedakan menjadi

dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan

langsung adalah pinjaman pendapat dengan menuliskan kata demi kata,

kalimat demi kalimat secara lengkap dari teks asli. Sebaliknya, dalam kutip-

an tidak langsung yang ditulis hanya inti sari atau ikhtisar pendapat ahli.

Kutipan-kutipan tersebut harus dijelaskan mengenai sumber asalnya

pada catatan kaki. Catatan kaki tidak semata-mata dimaksudkan untuk

menunjuk sumber tempat terdapatnya kutipan, tetapi juga dapat dipakai

untuk memberi keterangan lainnya terhadap isi karya tulis. Oleh sebab

itu, catatan kaki dan bagian dari karya tulis tersebut mempunyai hubungan

yang erat.

Hubungan antara catatan kaki dan bagian karya tulis biasanya

dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama baik dalam

catatan kaki ataupun bagian tulis. Selain itu, dapat juga digunakan tanda

asterik atau tanda bintang (*). Nomor atau tanda tersebut diletakkan pada

akhir kutipan. Selanjutnya, sumber-sumber kutipan tersebut diletakkan

pada bawah teks sebuah karya tulis atau karangan.

Unsur-unsur catatan kaki adalah nama pengarang, judul buku atau

artikel, data publikasi, jilid, dan nomor halaman. Ada bermacam-macam

aturan penulisan catatan kaki.

1.

Referensi pada buku dengan seorang pengarang

_____________________________________________________________

2

Harimurti Kridalaksana,

Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia

(Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 67.

2.

Referensi pada buku dengan dua atau tiga pengarang

_____________________________________________________________

2

L. Gottschalk, C. Kluckhohn, R. Angell,

The Use Personal Document in

History, Anthropology and Sociology

(New York: Social Science Research

Council, 1945), hlm. 83

173.

3.

Referensi pada artikel majalah

_____________________________________________________________

3

Agus Hidayat, Deffan Purnama, Ramdi, ”Balas Dendam Si Pasang

Merah,”

Tempo

(Mei 2004), hlm. 92

93.

4.

Referensi pada artikel di surat kabar harian

_____________________________________________________________

4

Tajuk Rencana dalam

Kompas

, 14 Januari 2005, hlm.

4.

5

P.C. Siswantoko, ”Pluralisme dan Dialog Kehidupan,”

Kompas

,

20 Desember 2004, hlm. 41.

5.

Referensi dalam Ensiklopedia

_____________________________________________________________

6

Robert Ralph Bolgar, ”Rhetoric,”

Encyclopedia Britannica

(1970), XIX,

hlm. 257

260.

52

Pelajaran IV Teknologi Informasi

Agar lebih jelas, perhatikan contoh penulisan catatan kaki di bawah ini!

. . . .

Koridor ruang urban Malioboro terbentuk mengikuti sumbu simbolik

dan visual Keraton Yogyakarta-Alun-Alun Utara-Tugu-Gunung Merapi.

Koridor ini, selain sarat dengan makna budaya dan sejarah, dari segi

arsitektur perkotaan juga sangat menarik karena adanya peninggalan

kekayaan tipologi arsitektural. Selain koheren secara morfologis, kawasan

ini secara arsitektural juga tersusun dari berbagai lapisan-lapisan historis

dan kultural: Jawa, Kolonial dan Cina. Namun demikian, pada akhir tahun

70-an, sebagai kawasan budaya dan komersial, intensitas penggunaan

Malioboro mulai meredup (

blighted, decayed

)

5

.

. . . .

5

Proses meredupnya aktifitas kawasan kuno melalui ”perpindahan central business district/

CBD” semacam ini terjadi hampir di semua kota di Indonesia. Proses selanjutnya biasanya

berupa rangkaian

business flight

atau bahkan

residential flight

sehingga kematian kawasan

pun tak terhindarkan. Nilai properti lantas turun drastis, sehingga bangunan pun menjadi

tak terawat lagi. Untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut, strategi yang dipakai

seringkali sangat destruktif, yakni melalui pembongkaran dan penghancuran bangunan kuno

untuk digantikan bangunan baru.

. . . .

Sejak awal tahun tujuh puluhan pemerintah Indonesia menerapkan

kebijaksanaan atau politik pendidikan nasional berasaskan prinsip

pemerataan pendidikan terutama di tingkat sekolah dasar. Politik pendidikan

itu tercermin pada alokasi dana dari Anggaran Nasional (APBN) sebesar

9% dan hampir sebagian dialokasikan untuk membiayai kegiatan menengah

dan pendidikan tinggi.

13

13

Y.B. Mangunwijaya,

Puntung-Puntung Rara Mendut

, Karangan tentang Kebudayaan,

Perikemanusiaan dan Kemasyarakatan, Gramedia, Jakarta, 1978, hlm. 247–248

Catatan kaki yang pertama berfungsi untuk memberikan keterangan,

sedangkan catatan kaki yang kedua mengacu pada daftar pustaka.

A.

Perhatikan contoh catatan kaki tersebut. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan

berikut ini!

1.

Siapakah nama pengarang artikel yang memuat kutipan tersebut?

2.

Apakah nama artikel yang membuat kutipan tersebut?

3.

Majalah apakah yang memuat kutipan tersebut?

4.

Terletak pada halaman berapakah artikel yang memuat kutipan

tersebut?

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan unsur-unsur yang

harus ada pada sebuah catatan kaki yang mengacu pada daftar pustaka.

Referensi atau Daftar Pustaka

Penyusun karya tulis atau karangan harus mencantumkan sumber

(referensi) dari data yang diambilnya. Sumber-sumber (referensi) tersebut

disatukan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka biasanya diletakkan pada

akhir sebuah karya tulis ataupun karangan. Seorang pembaca yang ingin

mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat dalam karya tulis

atau karangan, dapat melihat daftar pustaka.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

53

Pokok-pokok yang harus dicantumkan dalam sebuah daftar pustaka

sebagai berikut.

1.

Nama pengarang

2.

Judul buku

3.

Data publikasi

Data publikasi meliputi nama penerbit, tahun terbit, cetakan ke berapa,

dan nomor jilid.

Jika referensi diambil dari artikel, perlu dicantumkan pula judul artikel

yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.

Penulisan nama pengarang dalam daftar pustaka dibalik susunannya

yaitu nama keluarga, nama kecil.

Ketentuan-ketentuan menyusun referensi dalam daftar pustaka

sebagai berikut.

1.

Buku dengan seorang pengarang

Waluyo, Herman J. 1987.

Teori dan Apresiasi Sastra

. Jakarta: Erlangga.

2.

Buku dengan dua atau tiga pengarang

Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1993.

Kesalahan Bahasa Indonesia

.

Jakarta: Akademia Ressindo.

3.

Artikel dalam Majalah

Hidayat, Agus. ”Balas Dendam Si Pasang Merah,”

Tempo

(Mei 2004),

hlm. 92

93.

4.

Artikel dalam surat kabar

Yo7/Jo6. ”Pengembang Ancam Kelestarian Sungai di DI Yogyakarta,”

Kompas

, 20 Desember 2004, hlm. 8

.

Daftar pustaka disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarang.

Jika nama pengarang dalam referensi tidak ada, judul buku atau artikel

yang dimasukkan dalam urutan alfabet.

Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi,

untuk referensi yang kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak perlu

diikutsertakan. Akan tetapi, diganti dengan garis sepanjang 5–7 ketikan.

Tanda baca yang digunakan.

1.

Tanda koma (,) untuk menandai nama yang dibalik.

2.

Tanda titik (.) digunakan di antara nama penulis, tahun terbit, judul

buku, dan nama kota tempat penerbit.

3.

Tanda titik dua (:) digunakan di antara kota tempat penerbit dan nama

penerbit.

Apakah Anda pernah menyusun referensi daftar pustaka? Jika belum,

perhatikan contoh penulisan referensi dari buku dalam daftar pustaka

berikut ini!

Echol, John M. dan Shadily, Hasan, 1989.

Kamus Indonesia Inggris

. Jakarta:

PT Gramedia.

–––– 1976.

Kamus Inggris-Indonesia

. Jakarta: PT Gramedia.

Halim, Amran. 1986. ”Pembinaan Bahasa Indonesia” dalam majalah

Widyaparwa

Nomor 28, Tahun 1986. Yogyakarta: Balai Penelitian

Bahasa di Yogyakarta.

54

Pelajaran IV Teknologi Informasi

Junaiyah, H.M. 1991.

Masalah Bahasa yang Patut Anda Ketahui I

. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kramer Sr. A.L.N. 1951.

Kamus Indonesia, Indonesisch-Nederlands

,

Nederlands-

Indonesisch.

Djakarta: Gravenhage.

Perhatikan pula penulisan referensi dari internet dalam daftar pustaka

berikut.

Thahar, Harris Effendi. 2002.

Studi Kasus terhadap Peserta Penataran Menulis

Kreatif untuk Guru-Guru SLTP se-Sumatra Barat di BPG Padang

.

(

http://www.depdiknas.go.id diakses 26 Februari 2005)

Februana, Ngarto. 2007.

Malaikat di Kancah Perang

(resensi buku

Asmaraloka karya Danarto). (

http://www.geocities.com diakses

15 Mei 2007)

B.

Coba, diskusikan dengan teman sebangku Anda mengenai unsur-unsur yang

terdapat dalam daftar pustaka di depan!

Kerjakan kegiatan berikut ini!

1.

Lakukan penelitian atau pengamatan tentang permasalahan yang

berhubungan dengan teknologi!

2.

Tentukan tema atau gagasan yang akan dikembangkan dalam karya

tulis berdasarkan pengamatan atau penelitian Anda!

3.

Susunlah kerangka karya tulis!

4.

Kembangkan kerangka menjadi karya tulis!

5.

Sertai karya tulis Anda dengan catatan kaki dan daftar pustaka.

Tentukan buku pelajaran atau buku ilmu pengetahuan yang

mendukung referensi untuk menyusun karya tulis. Jika Anda hendak

mengambil kutipan, pilihlah salah satu pendapat seseorang dalam

buku tersebut. Kutiplah pendapat tersebut. Selanjutnya, buatlah

catatan kakinya!

6.

Tukarkan karya tulis Anda dengan karya tulis teman sebangku.

Selanjutnya, suntinglah berdasarkan struktur kalimat dan EyD!

7.

Kumpulkan karya tulis satu kelas untuk dibuat kliping!

Artikel pada majalah atau koran memuat berbagai sisi kehidupan. Hasil

pementasan drama dapat juga dipaparkan dalam sebuah artikel. Sudah berapa

kali Anda menonton drama? Sebuah pementasan drama dapat dianalisis dengan

menggunakan unsur-unsur yang mendukung pementasan drama. Unsur-unsur

pementasan drama tersebut meliputi tata rias, pakaian/kostum, tata panggung,

dan tata bunyi. Selain itu, Anda dapat menilai pementasan drama mengenai:

penjiwaan, ekspresi, gerak-gerik, lafal, intonasi, dan volume suara yang

digunakan pemain.

Rangkuman

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS

55

Perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Berbagai peralatan untuk

mempercepat informasi agar sampai kepada manusia telah banyak diciptakan.

Begitu pula alat yang berguna sebagai sensor masuknya informasi. Seperti alat

swasensor yang berhasil diciptakan oleh seorang lulusan Teknik Elektro Institut

Teknologi Bandung. Alat ini diciptakan untuk menyensor tayangan televisi yang

berbau kekerasan, pelecehan, hingga mistik agar tidak ditonton oleh anak kecil.

Informasi mengenai alat swasensor ini dapat kamu temukan dalam artikel sebuah

majalah atau koran. Informasi mengenai alat ini sangat perlu disebarluaskan. Anda

telah membaca artikel tersebut, bukan? Setelah membaca secara utuh artikel

tersebut, Anda dapat menyampaikan isi artikel kepada orang lain. Caranya cukup

mudah, pokok-pokok isi artikel yang Anda temukan disusun dalam kalimat-

kalimat yang runtut. Kemukakan pula hal yang menarik dari artikel tersebut.

Dalam artikel yang Anda baca terdapat beberapa paragraf. Paragraf terdiri atas

pola deduktif dan induktif. Paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat

utamanya terletak di awal paragraf. Sementara itu, paragraf induktif merupakan

paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.

Artikel yang dimuat di media cetak merupakan artikel yang berkualitas

baik menurut redaksi yang menerbitkannya. Ketika menulis artikel Anda

memerlukan referensi atau sumber. Referensi atau sumber ini nantinya

dicantumkan dalam daftar pustaka dan catatan kaki. Daftar pustaka biasanya

diletakkan pada akhir karangan. Tujuan pencantuman daftar pustaka untuk

memudahkan pembaca artikel jika ingin membaca buku referensi lebih lanjut.

Daftar pustaka memuat nama pengarang, judul buku, dan data publikasi. Sebuah

artikel sering menggunakan kutipan pendapat atau istilah dari buku referensi.

Kutipan tersebut harus dijelaskan mengenai sumbernya pada catatan kaki.

Catatan kaki tidak hanya berfungsi untuk menunjuk sumber terdapatnya

kutipan, tetapi juga dipakai untuk memberi keterangan terhadap isi artikel.

Refleksi

Anda telah mempelajari fungsi unsur intrinsik dalam pementasan drama,

menyampaikan pokok-pokok artikel, menentukan paragraf deduktif atau

induktif, dan membuat catatan kaki, serta daftar pustaka. Apakah Anda sudah

memahami semuanya? Cobalah Anda mengeceknya dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut.

1.

Bagaimanakah fungsi unsur intrinsik dalam pementasan drama?

2.

Sudahkah Anda menyampaikan dengan benar pokok-pokok artikel kepada

orang lain?

3.

Apakah Anda dapat membedakan antara paragraf deduktif dan induktif?

Buktikanlah dengan membuat dua jenis paragraf tersebut!

4.

Apakah Anda pernah menemui penulisan catatan kaki dan daftar pustaka

dalam buku? Benar atau salahkah penulisan catatan kaki dan daftar pustaka

itu?

56

Pelajaran IV Teknologi Informasi

Evaluasi Pelajaran IV

Kerjakan soal-soal berikut ini!

A.

Bacalah artikel berikut!

Teknologi informasi (TI), khususnya tele-

komunikasi nirbakel di Indonesia berkembang begitu

pesat. Dahulu mungkin tidak pernah terbayangkan

mengirim data ataupun mengakses internet dengan

kecepatan sampai

mega bit per second

(

Mbps

).

Paling cepat sampai 512

kilo bit per second

(

Kbps

)

yang bisa disediakan oleh

internet service provider

(

ISP

). Sekitar dua atau tiga tahun lalu, itu sudah

paling cepat.

Namun, sekarang akses internet dengan

kecepatan sekian kbps sudah dianggap

lemot

.

Perkembangan TI kini sudah memungkinkan orang

untuk menikmati layanan internet dengan kecepatan

sampai mbps. Warung-warung internet (warnet) yang

dulu menawarkan akses dengan kecepatan 256-512

Kbps, kini sebagian sudah gulung tikar. Mereka

ditinggal oleh pelanggannya yang membutuhkan ke-

cepatan lebih tinggi.

Seiring dengan hadirnya layanan akses internet

dengan kecepatan tinggi, orang mulai melirik teknologi

yang disebut juga sebagai

highspeed wireless

broadband

. Di Indonesia layanan ini disediakan oleh

perusahaan operator seluler seperti Indosat, Telkomsel,

dan Excelcomindo (XL). Kebetulan ketiga operator ini

memang sudah meluncurkan 3G beberapa waktu lalu.

Berbasis teknologi 3G kecepatan yang

disediakan bisa mencapai 3,2 Mbps. Bahkan, Indosat

yang sudah mengusung teknologi 3,5 G bisa

memberikan kecepatan sampai 3,6 Mbps. Bila

memakai aplikasi

Indosat Accelarator Client

yang bisa

di-

download

gratis dari situs Indosat, kecepatan

mengakses internet bisa sampai 7 kali lipat atau

sampai 18 Mbps.

Sumber:

Tempo

, 18 Februari 2007

Selamat Tinggal Kilobyte . . .

1.

Tentukan pokok-pokok isi bacaan ”Selamat Tinggal Kilobyte . . .”!

2.

Ceritakan kembali secara lisan bacaan tersebut dengan cara merangkai-

kan pokok-pokok bacaan!

3.

Tentukan jenis paragraf-paragraf tersebut, apakah termasuk paragraf

deduktif atau induktif. Berikan penjelasan!

4.

Buatlah kalimat menggunakan bentuk terikat

adi-

,

antar-

, dan

pra-

.

Tiap bentuk terikat dua buah kalimat!

B.

Lakukan kegiatan berikut!

1.

Pilihlah empat buah buku di perpustakaan sekolah Anda. Tulislah

beberapa catatan kaki berdasarkan buku-buku yang telah Anda pilih!

2.

Tulislah daftar pustaka dari empat buku yang telah Anda pilih!